kesalahan persepsi pada iklan A MILD

 


kegiatan produksi rokok sebagai industri rumahan di kawasan kota tua, Surabaya. Di Surabaya Lim menjual produk tembakau secara berkeliling menggunakan sepeda. Setelah berhasil mengumpulkan modal, mereka membeli sebuah gudang bekas panti asuhan seluas 1,5 hektar untuk dijadikan pabrik tembakau olahan. Dari pabrik kecil inilah sejarah Sampoerna dimulai. Pabrik inilah yang kini menjadi House of Sampoerna di Surabaya. Pada tahun 1930, industri rumah tangga milik Lim Sing Tee bertransformasi dan secara resmi memilih nama NVBM Handel Maatschapij Sampoerna sebagai nama perusahaan. Produk unggulannya adalah Dji Sam Soe yang mashyur (produknya masih ada hingga hari ini).

Kedatangan Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, beserta segala skema penjajahan yang diberlakukan, ternyata berdampak pada kehancuran perusahaan Sampoerna. Hingga akhirnya pada 1959, anak Lim Sing Tee, yakni Aga Sampoerna melanjutkan bisnis rokok tersebut. Inilah generasi kedua sejarah Sampoerna. Saat itu, melihat kepopuleran rokok cengkih di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja. Akhirnya perusahaan fokus memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan meluncurkan sejumlah produk, salah satunya produk yang dikenal dengan nama Sampoerna Kretek. Tahun 1978 sejarah Sampoerna kemudian dilanjutkan oleh Putra Sampoerna, yang menjadi generasi ketiga perjalanan panjang Sampoerna. Generasi inilah yang membawa SampoerPT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. atau yang lebih dikenal dengan nama HM Sampoerna, adalah salah satu raja industri rokok di Indonesia. Sampoerna memiliki sejarah panjang sebelum menjadi Sampoerna yang terkenal dan populer seperti sekarang. Berawal dari kisah Lim Sing Tee, seorang imigran asal China yang menginjakkan kaki di Surabaya bersama ayahnya. Pada tahun 1912, Lim menikah dengan Siem Tjiang Nio kemudian memulai kna melejit lebih semakin besar. Pada generasi ini pula lahir produk Sampoerna A Mild, produk yang menjadi andalan industri ini. Ini adalah titik awal produk Sigaret Kretek Mesin (SKM) Sampoerna. Pada tahun 2001, kepemimpinan Sampoerna diteruskan oleh Michael Sampoerna. Hingga akhirnya pada tahun 2005, perusahaan rokok multinasional Philip Morris Internasional Inc mengakuisisi saham mayoritas di PT HM Sampoerna. Dan berjalan hingga hari ini.



Dalam promosinya a mild sering membuat iklan-iklannya dengan kalimat yang nyeleneh, sehingga terkadang membuat mis persepsi atau kesalahan persepsi pada masyarakat, salah satu contohnya seperti iklan di atas dengan kalimat "sampah tuh,biar kecil lama lama jadi bukit" dalam iklan tersebut sama sekali tidak ada kata-kata atau kalimat yang mempromosikan produk a mild.

a mild juga bukan sesuatu yang disarankan untuk dikonsumsi, malah kita di anjurkan agar tidak mengkonsumsinya. Bagi sebagian orang, merokok merupakan kebiasaan yang tidak bisa di hindari.Menurut sumber yang ada perilaku merokok merupakan fungsi lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok selain disebabkan faktor – factor dari dalam diri juga disebabkan oleh lingkungan. Disebutkan juga bahwa merokok pada tahap awal dilakuakan dengan teman – teman (46%), seorang anggota keluarga bukan orang tu (23%), dan orang tua (14%). Hal ini yang mendukung hasil penelitian Komasari dan Helmi yang menyebutkan bahwa ada 3 faktor penyebab merokok pada perempuan yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua dengan periaku merokok, dan pengaruh teman sebaya .

Mungkin kedepannya seharusnya a mild membuat iklan yang sesuai dengan brandnya agar tidak ada kesalahan persepsi yang terjadi di masyarakat atau lingkungan umum. Namun, hal tersebut juga bisa menjadi ciri khas dari brand a mild itu sendiri yang selalu membuat iklan yang nyeleneh karena terbukti walaupun iklan-iklannya sering nyeleneh produk a mild menjadi lebih maju dan laku terjual. Karena a mild merupakan brand yang sudah mempunyai pasar sendiri jadi a mild hanya perlu membuat branding yang mengingatkan bahwa a mild selalu ada dan tersedia dimana mana.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persepsi Warna pada design Tangible dan Intangible

presepsi sosial "bakso podo tresno"